Masih segar dalam ingatan kita sirah Rasulullah SAW ketika hijrah pertama kaum Muslimin ke Habasyi (Ethiopia). Ja'far bin Abu Thalib sebagai juru bicara kaum Muslimin mengatakan kepada Raja Najasyi, "Wahai Baginda raja, kami dahulu adalah orang-orang jahil dan bodoh, kami menyembah berhala, memakan bangkai, melakukan perbuatan keji, memutuskan silaturrahmi, menyakiti tetangga dan orang yang berhampiran yang kuat memakan yang lemah, hingga datanglah masanya Allah SWT mengirimkan Rasul-Nya kepada kami dari kalangan kami. Kami kenal asal usulnya, kejujurannya, ketulusan dan kemuliaan jiwanya. Ia mengajak kami untuk mengesakan Allah dan mengabdikan diri pada-Nya dan agar kami membuang jauh-jauh apa yang pernah kami sembah bersama bapak-bapak kami dulu berupa batu dan berhala. Beliau menyuruh kami bicara benar, menunaikan amanah, menghubungkan silaturrahmi, berbuat baik kepada tetangga dan menahan diri dari menumpahkan darah serta semua yang dilarang Allah. Dilarangnya kami berbuat keji dan zina, mengeluarkan ucapan bohong, memakan harta anak yatim dan menuduh berbuat jahat terhadap wanita baik-baik. Lalu kami benarkan dia?."
Dialog diatas memberikan kita gambaran hasil tarbiyah yang dibawa oleh Rasulullah SAW, bagaimana tarbiyah yang dibawa oleh Rasulullah SAW membawa banyak perubahan pada diri para shahabah, dari kejahiliyahan ke cahaya Allah SWT.
Tarbiyah Islamiyah yang dibawa oleh Rasulullah SAW adalah untuk memperbaiki manusia dan merupakan cara ideal dalam berinteraksi dengan fitrah manusia secara langsung dalam bentuk keteladanan untuk memproses perubahan dalam diri manusia menuju kondisi yang lebih baik yang akan melahirkan kepribadian yang utuh, tidak terpecah dan bercabang. Pribadi yang mantap dengan keterpaduan pribadi Muslim yang tercermin dalan keteguhan akidah, keluhuran akhlaqnya, kebersihan hatinya, kebaikan tingkah lakunya, baik dalam ibadahnya dan masyarakat.
Tarbiyah Islamiyah secara umum difahami sebagai pendidikan Islam, yang bertujuan memberikan gambaran Islam dengan benar dan menyeluruh, yang meliputi seluruh aspek kehidupan, bukan hanya sebagai ibadah ritual saja, sehingga peserta tarbiyah, dapat memahami wajah Islam yang sebenarnya dan menjadikan Islam sebagai pedoman hidup .
Tarbiyah merupakan salah satu dari kewajiban seorang Muslim, sebagaimana firman Allah SWT, "Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang beriman itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka itu dapat menjaga dirinya." (QS. 9: 122)
Tarbiyah merupakan proses pembelajaran yang terus menerus, dalam hal ini adalah pendidikan yang berkesinambungan dan pendidikan seumur hidup. Dengan pendidikan yang seumur hidup inilah maka tarbiyah harus diiringi dengan kekuatan untuk mempertahankannya, sehingga tidak menjadi surut di akhirnya. Ada tiga prinsip yang dapat menjaga agar tarbiyah ini dapat terus berkesinambungan, yaitu:
1. Keimanan dan keislaman yang utuh yang senantiasa menjadikan individu tersebut beramal shaleh.
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu." (QS. 2: 208)
"Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al Qur'an) yang telah kami turunkan. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Ingatlah hari yang waktu itu Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan (hisab), itulah hari ditampakkannya kesalahan-kesalahan. Barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal sholeh, maka Allah akan menghapuskan segala kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam syurga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah keberuntungan yang besar." (QS. 64: 8-9)
2. Hubungan yang baik di antara peserta tarbiyah dengan bentuk kecintaan sesama peserta tarbiyah karena Allah.
"Dan berpeganglah kamu semua kepada tali Allah dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (semasa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu jadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara.?" (QS. 3: 103)
3. Pengorbanan yang tulus, baik itu pengorbanan harta benda, pemikiran, waktu, dll.
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang Mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka?." (QS. 9: 111)
Tarbiyah di dalamnya memiliki tiga kegiatan, yaitu:
1. Tilawah (membaca)Maksudnya adalah berusaha memahami Al Qur'an dan mengamalkannya atau dengan kata lain menjadikan Al Qur'an sebagai pedoman hidup.
"Bacalah dengan nama Rabbmu yang menciptakan (sekalian makhluq)." (QS. 96:1)
"Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa." (QS. 2: 2) 2. Tadzkiyah (mensucikan)Mensucikan diri dari segala kekotoran jiwa seperti kemaksiatan dan kejahiliyahan.
"Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaan-Nya), maka Allah mengilhami kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (QS. 92: 17-21) 3. Ta'lim (mengajarkan)Dari pemahaman yang telah kita dapatkan melalui tiwalah tadi dan melaksanakan tadzkiyah, kita mengajarkan kembali Al Qur'an dan diharapkan dengan mengajarkan kembali, kita dapat lebih memahami lagi Al Qur'an tersebut.
"Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab dan hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia, 'Hendaklah kami menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah.' Akan tetapi (dia berkata), 'Hendaklah kami menjadi orang-orang Rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya." (QS. 3: 79)
Insya Allah, dari uraian di atas, imsa/ imsa sister dalam rangka menghidupkan tarbiyah di dalam kehidupan kita agar kita dapat memproses diri kita semua menjadi generasi yang rabbani, maka diadakan program halaqoh. Inysa Allah, kita semua dapat memanfaat sarana ini. Selain dari pemahaman keIslaman kita bertambah, hubungan ukhuwah antara kita Inysa Allah juga semakin erat. Memang idealnya bila kita kembalikan kepada keaslian dakwah yang dibawa oleh Rasulullah SAW, tarbiyah dilakukan dengan pertemuan darat. Tetapi untuk mengatasi masalah geografis di Amerika ini, maka bagi yang tidak dapat melakukan halaqoh darat, maka diadakan halaqoh dalam bentuk telehalaqoh. Insya Allah program itu lebih baik dari pada tidak ada sama sekali.
Sesungguhnya kebenaran itu datangnya dari Allah dan jika ada kesalahan, semua itu semata-mata karena kekurangan dan kebodohan saya. Astaghfirullah al 'adhim dan saya mohon maaf atas kesalahan tersebut.
No comments:
Post a Comment